masukkan script iklan disini
Makassar--Wakil Bupati LuwuUtara, Suaib Mansur, menghadiri kegiatan Temu Regional Konsolidasi Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Makassar. Acara ini berlangsung dari tanggal 26 hingga 29 Mei 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya BKKBN untuk menekan angka stunting di Indonesia. Setelah menggelar konsolidasi di Regional I yang mencakup wilayah Sumatera dan Regional II yang mencakup wilayah Jawa, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara, BKKBN melanjutkan ke Regional III yang mencakup wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua di Kota Makassar.
Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto, pada Senin (27/5/2024), menyatakan bahwa Intervensi Serentak Pencegahan Stunting 2024 memiliki dua tujuan utama. Pertama, memastikan penurunan angka stunting di Indonesia mencapai target 14 persen pada bulan Oktober. Saat ini, berdasarkan data SKI, angka stunting berada di 21,5 persen.
"Yang pertama itu akselerasi jangka pendek, karena janjinya di bulan Oktober itu adalah 14 persen, padahal berdasarkan data SKI itu 21,5 persen, berarti untuk mampu menuju ke sana itu kita harus menurunkan 7,5 persen per tahun," jelas Tavip.
Tujuan kedua adalah melakukan pengukuran ulang angka stunting yang sebelumnya diukur berdasarkan Survey Kesehatan Indonesia (SKI). Pengukuran ulang ini diperlukan karena adanya perbedaan data antara Elektronik Pencatatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dan SKI, yang memicu protes dari sejumlah kepala daerah.
"Yang kedua adalah pengukuran ulang karena sejumlah kepala daerah protes karena adanya perbedaan data antara EPPGBM dan SKI. Solusinya yang dianggap jalan tengah adalah melakukan pengukuran ulang," tambah Tavip.
Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur, menegaskan bahwa pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Luwu Utara terus dilakukan dengan melibatkan seluruh jajaran pemerintah. "Tetap kita lanjutkan untuk menurunkan angka stunting yang ada dan mencegah stunting baru, dengan melibatkan semua potensi yang dimiliki oleh seluruh jajaran pemerintah kabupaten," jelas Suaib.
Dengan melibatkan seluruh jajaran pemerintah, termasuk tingkat desa, ibu-ibu PKK, para pendamping keluarga, pendamping desa, dan pendamping sosial, serta menjadikan basnaz sebagai mitra, diharapkan pencegahan stunting di Kabupaten Luwu Utara akan semakin efektif.
Prevalensi stunting di Kabupaten Luwu Utara diketahui sebagai yang terendah di Sulawesi Selatan. Berdasarkan survei SKI 2023, prevalensi stunting di Luwu Utara turun dari 29,8 persen menjadi 15,5 persen, penurunan sebesar 14,3 persen.
Red.